Oleh: Haidar Yasin )*
Apresiasi masyarakat Aceh terhadap kehadiran bantuan logistik pemerintah di lokasi pengungsian bencana mencerminkan tingginya harapan publik terhadap peran negara dalam situasi darurat. Bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Aceh telah memaksa ribuan warga mengungsi dan meninggalkan aktivitas keseharian mereka. Dalam kondisi serba terbatas tersebut, bantuan logistik menjadi kebutuhan utama sekaligus penopang ketahanan sosial masyarakat terdampak agar mampu bertahan dan perlahan bangkit dari situasi krisis.
Pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian dan Badan Pangan Nasional menunjukkan respons yang sigap dengan menyalurkan bantuan kemanusiaan berskala besar ke Aceh. Bantuan tersebut menjadi salah satu yang terbesar yang diterima Aceh dalam konteks penanganan bencana, sehingga memberikan dampak signifikan bagi upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat di pengungsian. Kehadiran bantuan ini juga memperlihatkan keseriusan pemerintah dalam memastikan bahwa penanganan bencana tidak hanya berhenti pada tahap tanggap darurat awal, tetapi berlanjut hingga masyarakat benar-benar mendapatkan dukungan yang memadai.
Gubernur Aceh, Muzakir Manaf yang akrab disapa Mualem menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih atas perhatian pemerintah pusat terhadap masyarakat Aceh yang terdampak bencana. Mualem menilai bantuan yang diterima sangat berarti, terutama bagi warga yang saat ini berada dalam kondisi darurat dan membutuhkan dukungan logistik secara berkelanjutan. Kehadiran pemerintah pusat dinilai mampu memperkuat kapasitas pemerintah daerah dalam menangani bencana, baik dari sisi distribusi bantuan maupun penguatan koordinasi lintas sektor.
Peninjauan langsung yang dilakukan Mualem, terhadap kedatangan bantuan melalui jalur laut menjadi simbol kepemimpinan yang hadir di tengah krisis. Langkah tersebut tidak hanya memastikan bantuan tiba dengan aman, tetapi juga memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa pemerintah daerah benar-benar mengawal proses penyaluran hingga ke tingkat bawah. Apresiasi juga disampaikan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pengiriman bantuan, termasuk kru kapal pengangkut logistik, yang telah menjalankan tugas kemanusiaan di tengah tantangan cuaca dan medan yang tidak mudah.
Bantuan kemanusiaan tersebut merupakan bagian dari penyaluran tahap kedua hasil kolaborasi Kementerian Pertanian dan Badan Pangan Nasional bersama mitra strategis. Pengiriman menggunakan KRI Surabaya 591 yang berlayar langsung dari Jakarta menegaskan pemanfaatan aset negara secara optimal untuk kepentingan kemanusiaan. Jalur laut dipilih sebagai solusi strategis untuk memastikan distribusi logistik tetap berjalan meskipun sejumlah akses darat mengalami gangguan akibat bencana. Pendekatan ini menunjukkan fleksibilitas dan kesiapan negara dalam menghadapi berbagai skenario darurat.
Dukungan terhadap masyarakat terdampak bencana di Aceh juga datang dari unsur nonpemerintah. Forum Komunikasi Masyarakat Perhutanan Indonesia turut menyalurkan bantuan bagi warga terdampak banjir dan longsor di Desa Babo, Kecamatan Bandar Pusaka, Kabupaten Aceh Tamiang. Keterlibatan organisasi masyarakat ini memperlihatkan bahwa solidaritas sosial tetap terjaga dan menjadi kekuatan penting dalam menghadapi bencana. Sinergi antara pemerintah dan masyarakat sipil dinilai mampu memperluas jangkauan bantuan hingga ke wilayah-wilayah yang membutuhkan perhatian khusus.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia, Soewarso menegaskan bahwa penyaluran bantuan tersebut bertujuan meringankan beban masyarakat terdampak sekaligus memperkuat kerja sama lintas pemangku kepentingan dalam penanganan bencana secara terkoordinasi. Bantuan yang diberikan berupa genset berdaya 3.000 watt untuk mendukung kebutuhan listrik darurat, paket sembako, selimut, karpet, serta perlengkapan khusus perempuan. Jenis bantuan ini mencerminkan pemahaman terhadap kebutuhan riil pengungsi, tidak hanya terkait pangan, tetapi juga aspek kenyamanan, kesehatan, dan perlindungan kelompok rentan. Lebih dari sekadar dukungan logistik, bantuan tersebut memiliki nilai empati dan solidaritas yang sangat berarti bagi masyarakat terdampak.
Apresiasi terhadap respons cepat pemerintah daerah juga disampaikan dari kalangan mahasiswa. Ketua Himpunan Mahasiswa Aceh Besar, Isratullah menilai langkah sigap Pemerintah Kabupaten Aceh Besar dalam merespons bencana banjir bandang dan tanah longsor sebagai bukti kehadiran pemerintah bersama rakyat. Ia melihat adanya sinergi yang jelas antara unsur eksekutif dan legislatif daerah dalam penanganan bencana, baik melalui kebijakan maupun aksi nyata di lapangan. Kehadiran pemerintah daerah dinilai memberikan dampak positif bagi masyarakat dan mahasiswa yang turut terdampak.
Isratullah juga menekankan pentingnya keterlibatan mahasiswa dan masyarakat sipil dalam upaya kemanusiaan. Partisipasi aktif berbagai elemen masyarakat dinilai mampu mempercepat penyaluran bantuan sekaligus memperkuat solidaritas sosial. Kolaborasi lintas sektor yang terbangun selama penanganan bencana ini dianggap sebagai contoh positif yang patut dipertahankan dan ditingkatkan, tidak hanya dalam situasi darurat, tetapi juga dalam merespons berbagai persoalan publik di masa mendatang.
Apresiasi warga Aceh terhadap hadirnya bantuan logistik pemerintah di lokasi pengungsian mencerminkan efektivitas pendekatan kolaboratif dalam penanganan bencana. Sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, organisasi masyarakat, dunia usaha, serta mahasiswa membentuk sistem penanggulangan bencana yang lebih tangguh dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat. Ke depan, konsistensi dalam menjaga kecepatan respons, ketepatan distribusi, dan keberlanjutan bantuan menjadi kunci agar penanganan bencana tidak hanya bersifat sementara, tetapi mampu mendukung proses pemulihan sosial dan ekonomi masyarakat Aceh secara berkelanjutan.
)* Penulis merupakan Pengamat Kebijakan Sosial












