Percepatan Pembangunan Infrastruktur Irigasi Bantu Wujudkan Swasembada Pangan

oleh -2 Dilihat
banner 468x60

Jakarta,- Pemerintah terus mempercepat pembangunan infrastruktur perairan nasional sebagai upaya nyata mewujudkan kedaulatan dan swasembada pangan. Melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU) RI, berbagai langkah strategis dilakukan untuk memperkuat jaringan irigasi dan memastikan ketersediaan air bagi sektor pertanian di seluruh Indonesia.

Menteri PU, Dody Hanggodo, menegaskan bahwa pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2025 yang baru saja diteken Presiden RI Prabowo Subianto. Inpres tersebut secara khusus mengatur percepatan pembangunan sistem irigasi nasional untuk mendukung ketahanan pangan.

banner 336x280

“Fokus utama pemerintah saat ini adalah memastikan seluruh jaringan irigasi terhubung dengan bendungan dan waduk yang sudah dibangun sebelumnya, agar air benar-benar mengalir sampai ke lahan pertanian masyarakat,” jelas Dody.

Menurutnya, selama ini masih ada sejumlah bendungan yang belum tersambung dengan jaringan irigasi di bawahnya. Oleh karena itu, melalui Inpres tersebut, pemerintah ingin memastikan manfaat bendungan bisa dirasakan langsung oleh para petani.

“Tidak semua bendungan-bendungan yang telah kita bangun di masa lampau itu nyambung ke sawah-sawah yang di bawahnya. Itu juga arahan Pak Presiden,” ujarnya.

Dalam setahun terakhir, Kementerian PU telah menyelesaikan sekitar 49 proyek irigasi baru, dengan 5 hingga 6 proyek di antaranya masih perlu disambungkan ke jaringan eksisting. Selain itu, kementerian juga melakukan rehabilitasi terhadap jaringan lama agar fungsinya tetap optimal dalam mendukung target swasembada pangan nasional.

Dody menyambut baik diterbitkannya Inpres Nomor 2 Tahun 2025 sebagai langkah penting dalam memperkuat pengelolaan air dan irigasi di daerah.

“Kalau Inpres Nomor 1 tentang efisiensi anggaran, maka Inpres Nomor 2 ini khusus irigasi. Dengan aturan ini, pemerintah pusat bisa ikut menangani irigasi yang sebelumnya menjadi kewenangan daerah,” tuturnya.

Kebijakan ini juga membuka peluang bagi pembangunan jaringan irigasi air tanah di wilayah yang tidak memiliki sumber air permukaan. Salah satu bentuknya adalah pengeboran air tanah dalam lebih dari 100 meter untuk mengairi sawah-sawah tadah hujan.

Selain proyek berskala besar, Dody menyoroti pentingnya keterlibatan masyarakat dalam Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI). Program ini mengedepankan partisipasi petani lokal dalam pembangunan jaringan irigasi tersier tanpa menggunakan alat berat.

“Presiden Prabowo selalu menekankan agar ekonomi di daerah berputar. Petani jangan hanya jadi penonton, tapi ikut jadi pemain dalam pembangunan,” ujar Dody.

Pendekatan berbasis masyarakat ini diharapkan mampu mempercepat pemerataan manfaat pembangunan sekaligus mendorong perputaran ekonomi lokal di wilayah pedesaan.

Dody menegaskan bahwa penguatan sektor irigasi merupakan implementasi langsung dari visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya poin ke-2 dan ke-3 tentang swasembada pangan dan pengembangan infrastruktur.

“Kalau kita cakap mengelola sumber daya air, maka kemandirian pangan itu insyaallah akan mudah digapai. Ini sejalan dengan Asta Cita Pak Prabowo tentang kedaulatan pangan dan energi nasional yang menjadi fondasi kemandirian ekonomi Indonesia,” tegasnya.

Ia menutup dengan optimisme bahwa kerja keras dalam mewujudkan Asta Cita akan membawa Indonesia menuju era keemasan lebih cepat.

“Kalau kita benar-benar bekerja mati-matian, saya yakin Indonesia bisa mencapai Indonesia Emas bahkan sebelum 2045,” pungkas Dody.

“`

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *