Oleh : Adityo Nugroho )*
Pemerintah menegaskan komitmen penuh untuk memastikan seluruh rangkaian perayaan Natal 2025 berlangsung aman, tertib, dan kondusif di seluruh wilayah Indonesia. Dukungan tersebut diwujudkan melalui pengerahan aparat keamanan secara terpadu, penguatan koordinasi lintas sektor, serta pendekatan humanis yang menempatkan keselamatan masyarakat dan kenyamanan umat beribadah sebagai prioritas utama. Sejak awal Desember, negara telah mengonsolidasikan seluruh sumber daya untuk menjaga stabilitas keamanan pada momentum keagamaan yang memiliki mobilitas tinggi tersebut.
Pelaksanaan pengamanan Natal 2025 dilakukan melalui Operasi Lilin yang melibatkan personel gabungan TNI, Polri, kementerian terkait, pemerintah daerah, serta unsur masyarakat. Ribuan pos pengamanan, pos pelayanan, dan pos terpadu disiagakan untuk mengawal puluhan ribu objek strategis, mulai dari gereja, pusat perbelanjaan, terminal, bandara, hingga kawasan wisata.
Aparat keamanan tidak hanya berfokus pada pengamanan ibadah, tetapi juga mengantisipasi potensi kemacetan, gangguan ketertiban umum, serta risiko bencana akibat cuaca ekstrem yang meningkat pada akhir tahun.
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Jenderal TNI (Purn) Djamari Chaniago, menegaskan bahwa pengamanan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 dilaksanakan secara terpadu, antisipatif, dan humanis sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
Pendekatan tersebut menempatkan keselamatan masyarakat dan stabilitas keamanan sebagai tujuan utama. Evaluasi pengamanan pada periode Natal dan Tahun Baru sebelumnya menunjukkan tingginya mobilitas masyarakat yang mencapai puluhan juta perjalanan, namun tetap berjalan kondusif berkat kesiapan aparat di lapangan.
Keberhasilan pengamanan tahun lalu tercermin dari menurunnya angka kecelakaan lalu lintas dan korban kecelakaan dibandingkan periode sebelumnya. Capaian tersebut dijadikan acuan dalam merumuskan langkah strategis pada Natal 2025.
Pemerintah memandang peningkatan mobilitas masyarakat berpotensi memicu kemacetan, kecelakaan, hingga gangguan keamanan seperti kejahatan jalanan dan praktik premanisme. Oleh karena itu, seluruh jajaran diminta meningkatkan kewaspadaan serta respons cepat terhadap dinamika di lapangan.
Selain ancaman keamanan, pemerintah juga memberi perhatian serius pada potensi bencana alam akibat cuaca ekstrem di sejumlah wilayah seperti Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Banjir dan longsor yang terjadi di beberapa daerah menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan terpadu. Pemerintah menilai sinergi lintas sektor menjadi kunci dalam menghadapi berbagai risiko tersebut agar aktivitas masyarakat selama Natal tetap berjalan aman dan lancar.
Komitmen pengamanan terpadu juga terlihat dari langkah konkret di lapangan. Satuan Brimob Polda Metro Jaya, melalui Unit Penjinak Bom, Detasemen Kimia Biologi Radioaktif Gegana, serta Unit K9, melaksanakan sterilisasi menyeluruh di Gereja Katedral Jakarta menjelang ibadah Natal.
Pemeriksaan dilakukan pada seluruh area vital, mulai dari altar, kursi jemaat, area parkir, taman, hingga fasilitas penunjang lainnya. Hasil sterilisasi memastikan tidak ditemukan ancaman bahan peledak maupun benda berbahaya, sehingga kegiatan ibadah dapat berlangsung dengan aman dan tertib.
Komandan Satuan Brimob Polda Metro Jaya, Kombes Pol Henik Maryanto, menekankan bahwa pengamanan rumah ibadah menjadi prioritas utama dalam Operasi Lilin Jaya 2025. Aparat hadir tidak hanya sebagai penjaga keamanan, tetapi juga sebagai pelindung yang memberikan rasa tenang bagi umat dalam menjalankan ibadah.
Seluruh rangkaian sterilisasi dan pengamanan dilaksanakan secara profesional sesuai prosedur pengamanan objek vital guna menjamin situasi kamtibmas tetap kondusif selama Natal dan Tahun Baru.
Di daerah yang terdampak bencana, pendekatan humanis aparat keamanan semakin terlihat. Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto, hadir langsung merayakan Natal bersama para pengungsi korban bencana di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Kehadiran tersebut mencerminkan bagaimana pentingnya peran dari seluruh personel aparat keamanan, termasuk Polri yang tidak hanya sekadar sebatas menjalankan fungsi pengamanan semata, tetapi juga turut berupaya dalam memberikan dukungan secara moril, empati, dan juga mewujudkan kebersamaan bagi masyarakat yang sedang menghadapi masa sulit.
Momentum Natal 2025 dimanfaatkan untuk terus mampu menumbuhkan harapan, semakin memperkuat solidaritas, serta memastikan bahwa negara bisa tetap hadir di tengah masyarakat secara langsung.
Pengamanan Natal 2025 juga didukung penuh oleh layanan publik yang telah dibuat agar menjadi semakin mudah untuk diakses oleh masyarakat. Pemerintah telah menyediakan berbagai macam kanal resmi seperti layanan darurat Polri 110 untuk apabila terdapat warga yang butuh bantuan terkait dengan keamanan secara cepat, kemudian jika ingin mengakses mengenai informasi lalu lintas bisa melalui NTMC Polri, serta apabila butuh adanya panduan keagamaan maka bisa berasal dari Kementerian Agama.
Seluruh upaya tersebut tentunya bertujuan untuk semakin memudahkan seluruh masyarakat agar dapat memperoleh informasi secara lebih akurat sekaligus juga dapat semakin meningkatkan adanya partisipasi publik dalam bersama menjaga ketertiban dan toleransi.
Dengan adanya sinergi dari pemerintah dan juga seluruh personel aparat keamanan yang terbangun secara sangat kuat tersebut, maka seluruh rangkaian perayaan Natal 2025 diarahkan dapat berlangsung dalam suasana yang damai, aman, dan penuh dengan kebersamaan.
Kehadiran negara melalui berbagai macam kebijakan tersebut, serta adanya pengamanan yang sangat terpadu, hingga pendekatan secara humanis menegaskan bahwa stabilitas dan toleransi tetap menjadi fondasi utama dalam menjaga harmoni kehidupan berbangsa pada momentum keagamaan yang sakral tersebut. (*)
)* Penulis adalah pengamat sosial keamanan












